Negara Rwanda
GEOGRAFI REGIONAL DUNIA
NEGARA RWANDA
Makalah ini disusun untuk memenuhi Ujian Akhir Semester ( UAS) mata
kuliah Geografi Regional Dunia
Dosen Pembimbing : Bapak Sodikin, M.Si

Disusun Oleh:
Narisa Nur Istikharotullaila 1113015000018
Kelas : IV A
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji
bagi Allah SWT yang telah menganugerahkan kita pikiran dan akal yang sehat
serta badan yang kuat, sehingga kita masih diberikan nikmat untuk menuntut ilmu
dunia dan akhirat.
Shalawat
teriring salam, semoga selalu terlimpahkan kepada kekasih Allah SWT yaitu Nabi
Muhammad SAW, yang telah merubah hidup manusia dari penindasan menuju
kepedulian, kasih sayang, serta tolong menolong sesama manusia.
Tak lupa juga
ucapan terima kasih saya yang sebesar-besarnya untuk yang terhormat dosen
pembimbing mata kuliah Geografi Regional Dunia, yang mana tak henti-hentinya
berusaha membimbing saya untuk memahami berbagai macam disiplin ilmu, khususnya
ilmu tentang Belajar dan pembelajaran, dan tak lupa pula ucapan terima kasih
untuk teman-teman saya seguru, seilmu, dan seperjuangan.
Dengan izin
Allah SWT, Alhamdulillah saya telah selesai memaparkan materi mengenai Negara Rwanda yang saya tuangkan kedalam sebuah makalah sederhana. Kekurangan dan
kelebihan pasti banyak terdapat didalamnya, oleh karena itu kritik dan saran
saya harapkan bagi pembaca demi terciptanya makalah-makalah yang lebih baik
lagi.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Negara Rwanda adalah negara yang merdeka pada
tanggal 1 Juli 1962 . Negara Rwanda terletak di Afrika
Tengah/Timur, dan berbatasan dengan Republik Demokratik Kongo di barat, Uganda di utara, Tanzania di timur, dan Burundi di selatan.
Negara ini terletak beberapa derajat dari garis khatulistiwa dan terkurung daratan. Ibukotanya, Kigali, terletak di tengah
Rwanda.
Semua
wilayah Rwanda berada pada elevasi tinggi, dengan didominasi oleh pegunungan di bagian barat, sabana di bagian timur, dan berbagai danau tersebar di seluruh negeri. Iklimnya hangat hingga subtropis,
dengan dua musim hujan dan musim kemarau per tahun. Jumlah penduduk
Rwanda tercatat sebesar 11.689.696 jiwa. Mayoritas penduduknya masih muda. Kopi
merupakan salah satu sumber kas utama Rwanda. Aktivitas
wisata paling populer di negara itu adalah gorila gunung pelacakan, yang
berlangsung di Volcanoes National Park.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah sejarah berdirinya Negara Rwanda?
2.
Bagaimana kondisi geografis Negara Rwanda?
3.
Bagaimana kondisi kependudukan Negara Rwanda?
4.
Bagaimana perekonomian Negara Rwanda?
5.
Pariwisata apa sajakah yang terdapat di Negara
Rwanda?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui sejarah berdirinya Negara Rwanda
2.
Untuk mengetahui kondisi geografis Negara Rwanda
3.
Untuk mengetahui kependudukan Negara Rwanda
4.
Untuk mengetahui perekonomian Negara Rwanda
5.
Untuk mengetahui wisata yang ada di Negara
Rwanda
1.4
Manfaat Penulisan
Meningkatkan
wawasan mengenai Negara Rwanda
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Berdirinya Rwanda
Manusia mulai menetap di wilayah
yang saat ini dikenal sebagai Rwanda setelah zaman es terakhir, antara periode Neolitik sekitar tahun
8000 SM atau periode lembab panjang yang berlangsung hingga sekitar tahun 3000 SM.
Bukti permukiman pemburu-pengumpul yang tersebar dari zaman batu akhir telah
ditemukan, yang kemudian diikuti oleh pemukim Zaman Besi yang jumlahnya lebih
besar, yang membuat tembikar berlesung dan
alat besi. Orang-orang tersebut merupakan ennek moyang Twa, sekelompok pemburu-pengumpul pigmi aborigin yang masih menetap di Rwanda hingga
kini. Antara tahun 700 SM dan 1500 M, sejumlah orang Bantu bermigrasi ke
Rwanda, dan mulai menebang hutan untuk pertanian. Kelompok Twa yang tinggal di
hutan kehilangan tempat tinggal mereka dan pindah ke leren pegunungan. Terdapat
beberapa teori mengenai migrasi Bantu; menurut satu teori, pemukim pertama
adalah orang Hutu, sementara
orang Tutsi bermigrasi
belakangan dan merupakan kelompok ras yang berbeda, kemungkinan berasal dari
kelompok Kushitik. Sementara itu, berdasarkan teori alternatif,
migrasi berlangsung perlahan, dan kelompok yang datang berintegrasi dan tidak
menaklukan masyarakat yang sudah ada. Berdasarkan teori ini, pemisahan antara
Hutu dan Tutsi baru muncul belakangan dan merupakan pemisahan kelas dan bukan
rasial.

2.2
Kondisi
Geografis

Dengan luas sebesar 26,338 square
kilometres (10,169 sq mi), Rwanda adalah negara terluas ke-149 di
dunia. Ukurannya kurang lebih sebanding dengan Haiti atau negara bagian Maryland di Amerika
Serikat. Seluruh negara berada di elevasi tinggi: titik terendahnya adalah Sungai Rusizi pada ketinggian 950 metres (3,117 ft) di
atas permukaan laut. Rwanda terletak di Afrika Tengah/Timur, dan berbatasan
dengan Republik Demokratik Kongo di barat, Uganda di utara, Tanzania di timur, dan Burundi di selatan.
Negara ini terletak beberapa derajat dari garis khatulistiwa dan terkurung daratan. Ibukotanya, Kigali, terletak di tengah
Rwanda.
Rwanda berada pada koordinat Garis
lintang: 2°0'0" S; Garis bujur: 30°0'0" E; secara resmi Republik
Rwanda, adalah sebuah negara di Afrika Tengah. Negara
ini terletak beberapa derajat di bawah garis khatulistiwa dan berbatasan dengan Uganda, Tanzania, Burundi, serta Republik Demokratik Kongo. Semua
wilayah Rwanda berada pada elevasi tinggi, dengan didominasi oleh pegunungan di
bagian barat, sabana di
bagian timur, dan berbagai danau
tersebar di seluruh negeri. Iklimnya hangat hingga subtropis, dengan dua musim
hujan dan musim kemarau per tahun.
Rwanda memiliki iklim tropis dan sedang, dengan
suhu yang lebih rendah dibanding negara khatulistiwa lainnya karena
ketinggiannya. Kigali, yang terletak di tengah negara, memiliki suhu harian yang
bervariasi antara 12 °C (54 °F) hingga 27 °C (81 °F),
dengan sedikit variasi sepanjang tahun. Terdapat beberapa variasi suhu di
seluruh negara; wilayah barat dan utara yang bergunung biasanya lebih dingin
daripada daerah timur yang lebih rendah. Terdapat dua musim hujan dalam satu
tahun; musim hujan pertama berlangsung dari Februari hingga Juni, dan musim
hujan kedua dari September hingga Desember. Selain itu, juga terdapat dua musim kemarau: musim
kemarau besar dari Juni hingga September, dan saat itu seringkali tidak terjadi
hujan sama sekali, sementara musim kemarau yang lebih pendek dan ringan
berlangsung dari Desember hingga Februari. Curah hujan bervariasi, dengan
wilayah barat dan barat laut mendapat lebih banyak hujan daripada wilayah timur
dan tenggara. Rwanda memiliki iklim dataran tinggi beriklim tropis, dengan suhu
lebih rendah daripada yang khas untuk negara-negara khatulistiwa karena
ketinggian tinggi. Dalam Rubona, di tengah negara, suhu harian
biasanya berkisar antara 14 & nbsp;°C (57 °F)
dan 25 & nbsp;°C (77 °F)
dan ada sedikit variasi sepanjang tahun. Ada, Namun, beberapa variasi di
seluruh negeri dengan pegunungan barat yang umumnya lebih dingin dari timur letaknya
lebih rendah. Ada dua musim hujan tahun ini, dari Februari sampai Juni dan dari
September-Desember. Ini adalah dipisahkan oleh dua musim kering: yang utama
dari Juni-September, di mana seringkali tidak ada hujan sama sekali, dan yang
lebih pendek dan kurang dapat diandalkan dari Desember-Februari. Curah hujan
juga bervariasi secara geografis, dengan dua kali lebih banyak curah hujan
tahunan rata-rata di barat seperti di timur;
Bentang alam yang terdapat dinegara
Rwanda ini ada sungai, danau dan pegunungan. Batas air antara daerah aliran sungai Kongo dan Nil mengalir dari utara ke selatan melalui Rwanda.
Sungai terpanjang di negara ini adalah Nyabarongo, yang mulai mengalir di barat daya, dan
kemudian mengalir ke utara, timur, dan tenggara sebelum bergabung dengan Sungai Ruvubu untuk membentuk Sungai Kagera; Kagera lalu mengalir ke utara di sepanjang perbatasan
timur dengan Tanzania. Nyabarongo-Kagera akhirnya mengalir ke Danau Victoria, dan sumbernya
di Hutan Nyungwe merupakan salah satu kandidat sumber Sungai Nil yang masih
belum ditentukan. Rwanda punya banyak danau, dan danau yang terbesar adalah Danau Kivu. Danau ini
menduduki dasar Celah Albertine di sepanjang perbatasan barat Rwanda. Dengan
kedalaman maksimal sebesar 480 metres (1,575 ft), Danau Kivu merupakan
salah satu dari dua puluh danau terdalam di dunia. Danau besar lain meliputi Danau Burera, Ruhondo, Muhazi, Rweru, dan Ihema.
Pegunungan
mendominasi Rwanda tengah dan barat; pegunungan tersebut merupakan bagian dari
Pegunungan Celah Albertine. Puncak-puncak tertinggi dapat ditemui di gugusan
gunung berapi Virunga di barat laut; dengan ketinggian 4,507 metres
(14,787 ft), titik tertinggi adalah Gunung Karisimbi. Ketinggian bagian barat negara, yang terletak
di ekoregion hutan montane Celah Albertine, bervariasi
antara 1,500 metres (4,921 ft) hingga 2,500 metres (8,202 ft). Daerah
tengah negara didominasi oleh bukit yang berombak-ombak, sementara perbatasan
timur terdiri dari sabana, dataran, dan
rawa-rawa.
2.3 Kondisi
Kependudukan
Berdasarkan perkiraan tahun 2012, jumlah
penduduk Rwanda tercatat sebesar 11.689.696 jiwa. Mayoritas penduduknya masih
muda: diperkirakan 42,7% penduduk umurnya masih di bawah 15 tahun, dan 97,5% di
bawah 65 tahun. Angka kelahiran tahunan diperkirakan sebesar 40,2 kelahiran per
1000 penduduk, dan angka kematian tercatat sebesar 14,9. Harapan hidup
terbilang 58,02 tahun (59,52 tahun untuk perempuan dan
56,57 untuk laki-laki), yang terendah ke-30 di antara 221 negara. Dengan
408 penduduk per kilometer persegi, kepadatan penduduk Rwanda merupakan salah
satu yang tertinggi di Afrika. Sejarawan seperti Gérard Prunier meyakini bahwa genosida 1994 dapat dikaitkan
dengan kepadatan penduduk. Masyarakat Rwanda kebanyakan masih bersifat
pedesaan, dan hanya ada sedikit kota besar; tempat tinggal penduduk sendiri
menyebar secara merata di seluruh negara. Satu-satunya wilayah yang jarang
dihuni adalah wilayah sabana di bekas provinsi Umutara dan Taman Nasional Akagera di timur. Kigali
adalah kota terbesar dengan jumlah penduduk sebesar satu juta jiwa. Peningkatan
jumlah penduduk yang pesat merupakan tantangan bagi pengembangan infrastruktur.
Kota penting lain adalah Gitarama, Butare, dan Gisenyi, ketiganya memiliki jumlah penduduk di bawah
100.000 jiwa. Persentase penduduk perkotaan meningkat dari 6% pada tahun 1990,
menjadi 16,6% pada tahun 2006; namun, pada tahun 2011, persentasenya menurun
sedikit menjadi 14.8%.
Rwanda sudah bersatu semenjak masa prakolonial,
dan penduduknya berasal dari satu kelompok etnik dan linguistik saja, yaitu Banyarwanda; hal ini berbeda dengan sebagian besar negara
di Afrika yang perbatasannya ditarik berdasarkan warisan kolonial dan tidak
sesuai dengan batas etnis kerajaan-kerajaan prakolonial. Di dalam kelompok
Banyarwanda, terdapat tiga kelompok terpisah, yaitu Hutu (84% populasi pada
tahun 2009), Tutsi (15%), dan Twa (1%). Twa adalah pigmi yang tinggal dihutan
dan merupakan keturunan dari penduduk pertama Rwanda, namun para ahli masih
belum sepakat mengenai asal usul dan perbedaan antara Hutu dan Tutsi, beberapa meyakini bahwa keduanya merupakan kasta sosial, sementara
yang lain memandangnya sebagai ras atau suku Antropolog Jean Hiernaux menyatakan bahwa
Tutsi adalah ras yang berbeda, dengan kecenderungan memiliki "kepala,
wajah, dan hidung panjang dan kecil" antropolog lain, seperti Villia
Jefremovas, meyakini bahwa tidak ada perbedaan fisik dan kategori tersebut tidak
kaku secara historis. Pada zaman prakolonial Rwanda, Tutsi merupakan kelompok
yang berkuasa, sementara Hutu merupakan petani. Pemerintah Rwanda saat ini
tidak menganjurkan perbedaan antara Hutu/Tutsi/Twa, dan telah menghapuskan
klasifikasi tersebut di kartu identitas.
Kristen adalah
agama mayoritas di Rwanda, dan bahasa utamanya adalah Bahasa Kinyarwanda, yang dituturkan oleh sebagian besar penduduk Rwanda. Sebagian besar
orang Rwanda memeluk agama Katolik, namun ada perubahan demografi keagamaan
yang signifikan setelah genosida, dengan banyak orang yang menjadi Kristen Evangelis dan Islam. Pada tahun 2006, 56,5% penduduk Rwanda
memeluk agama Katolik, 37,1% Protestan (dengan 11,1%
dari antaranya berdenominasi Advent Hari Ketujuh), dan Islam 4.6%, sementara 1,7% menyatakan
tidak beragama. Agama tradisional Afrika, meskipun hanya dipeluk oleh 0,1%
penduduk, tetap berpengaruh. Banyak orang Rwanda yang memandang bahwa Tuhan
dalam agama Kristen sama dengan dewa tradisional Rwanda, Imana.
2.4 Ekonomi
Biji kopi di Maraba. Kopi merupakan salah satu sumber kas utama
Rwanda. Ekonomi Rwanda mengalami kehancuran pada saat Genosida 1994 karena
korban jiwa, kehancuran infrastruktur, penjarahan, dan pengabaian tanaman
panen. Hal ini mengakibatkan merosotnya Produk Domestik Bruto (PDB) dan menghancurkan daya tarik investasi.
Semenjak itu, ekonomi telah menguat, dengan PDB per kapita (berdasarkan keseimbangan kemampuan berbelanja) tercatat
sebesar $1.284 pada tahun 2011,dibandingkan dengan $416 pada tahun 1994.Tujuan
ekspor utama meliputi Cina, Jerman, dan Amerika Serikat. Ekonomi diatur oleh Bank Nasional Rwanda dan mata uangnya adalah franc Rwanda; pada Juni
2010, nilai tukarnya adalah 588 franc untuk satu dollar Amerika Serikat. Rwanda
bergabung dengan Komunitas Afrika Timur pada tahun 2007 dan ada rencana untuk
menetapkan shilling Afrika Timur pada tahun
2015.
Rwanda hanya memiliki sedikit sumber daya alam,
dan ekonomi bergantung pada sektor agrikultur teras yang menggunakan alat sederhana. Diperkirakan
90% dari peternakan dan agrikultur meliputi 42,1% dari PDB pada tahun 2010.
Semenjak pertengahan tahun 1980an, peternakan dan produksi makanan berkurang
akibat perpindahan tempat tinggal orang yang terlantar. Meskipun ekosistem
Rwanda subur, produksi makanan tidak sejalan dengan pertumbuhan penduduk,
sehingga makanan harus diimpor. Hasil panen meliputi kopi, teh, piretrum, pisang, kacang, sorgum, dan kentang. Kopi dan teh
adalah komoditas ekspor utama karena didukung oleh elevasi tinggi, lereng
curam, dan tanah vulkanik. Namun, ebergantungan kepada ekspor agrikultur
mengakibatkan kerentanan terhadap perubahan harga. Sementara itu, hewan yang
diternak di Rwanda meliputi sapi, kambing, domba, babi, ayam, dan kelinci. Sistem
produksi biasanya masih tradisional, meskipun ada beberapa peternakan intensif
di sekitar Kigali. Sayangnya, kelangkaan tanah dan air, makanan yang tidak
cukup dan berkualitas rendah, dan penyakit serta layanan dokter hewan yang
tidak cukup merupakan penghambat maksimalisasi hasil ternak. Di sisi lain,
sektor perikanan dapat ditemui di danau, akan tetapi sumber dayanya hampir
habis, sehingga ikan hidup diimpor untuk memulihkan industri ini. Sektor
industri masih kecil, dan meliputi 14,3 dari PDB pada tahun 2010. Produk yang
dihasilkan contohnya adalah semen, produk agrikultur, minuman berskala kecil,
sabun, furnitur, sepatu, barang plastik, tekstik, dan rokok. Industri
penambangan Rwanda juga merupakan sektor yang penting; pada tahun 2008, sektor
ini menghasilkan $93 juta. Barang tambang meliputi kasiterit, wolframit, emas, dan koltan, yang digunakan untuk produksi alat elektronik
dan komunikasi seperti telepon genggam
Ekonomi Rwanda
mengalami kekacauan selama Pembantaian Rwanda 1994, namun setelah itu menguat.
Ekonominya didasarkan terutama pada sektor agrikultur. Kopi dan teh merupakan komoditas ekspor yang menjadi sumber
devisa utama. Pariwisata merupakan sektor yang berkembang pesat dan kini merupakan sumber
devisa utama; di negara ini gorila
pegunungan dapat dikunjungi dengan aman, dan
wisatawan siap membayar mahal untuk memperoleh izin melacak gorila. Musik dan
tari merupakan bagian penting dalam budaya Rwanda, terutama drum dan tari intore.
Seni dan kerajinan tradisional juga dibuat di seluruh negeri, seperti imigongo, seni kotoran sapi yang unik.
2.5 Pariwisata
Negara Rwanda
Pariwisata adalah salah satu sektor yang paling cepat
berkembang dan sekarang penghasil valuta asing terkemuka negara, menghasilkan
US $ 214 juta pada 2008, oleh 54% pada tahun sebelumnya. Meskipun genosida,
negara ini semakin dirasakan internasional sebagai tujuan yang aman, dan satu
juta orang diperkirakan telah mengunjungi negara dalam 2008, naik dari 826,374
di 2007. Aktivitas wisata paling populer di negara itu adalah gorila gunung
pelacakan, yang berlangsung di Volcanoes National Park. Atraksi lainnya
termasuk Hutan Nyungwe, rumah untuk simpanse, Ruwenzori colobus dan primata
lainnya, resor Danau Kivu, dan Akagera, cadangan kecil sabana di timur negara
itu.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kepadatan
penduduk Rwanda merupakan salah satu yang tertinggi di Afrika. Sejarawan
seperti Gérard
Prunier meyakini bahwa genosida 1994 dapat dikaitkan
dengan kepadatan penduduk. Masyarakat Rwanda kebanyakan masih bersifat
pedesaan, dan hanya ada sedikit kota besar; tempat tinggal penduduk sendiri
menyebar secara merata di seluruh negara.
Kristen adalah agama mayoritas di Rwanda, dan bahasa utamanya
adalah Bahasa Kinyarwanda, yang dituturkan oleh sebagian besar penduduk Rwanda. Rwanda hanya
memiliki sedikit sumber daya alam, dan ekonomi bergantung pada sektor agrikultur teras yang menggunakan alat sederhana.
3.2
Saran
Makalah ini
diharapkan dapat menjadi bahan maupun referensi pengetahuan mengenai Negara
Rwanda. Namun, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan, karena
melihat masih banyak hal-hal yang belum bisa dikaji lebih mendalam dalam
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar